Kamis, 19 Februari 2015

Cry Again

19 feb 2015

Saat ibu unie mengupas bawang dan mengocok telur dadar dia menangis lagi.
Mata nya merah lagi.
Air mata mengelur.
Hidungnya berair.

Dia menangis karna perasaannya sangat rawan pada cucunya.

Terlalu sekali orang yang meninggal anaknya.
Demi sebuah ambisi.
Demi melepas beban.
Dan menumpukkan kepada suami yang tak berdaya..
Gumam ibunya.

Mama..
Masalah apapun jangan lagi terlalu dipikirkan.
Yang penting keluarga kita sudah lengkap bersama.
Tidak ada lagi orang yang pantas merebut kebahagian kita.
Meskipun kita tak seluruhnya mempunyai rumah.
Kita mati tak membawa rumah tapi amal.
Mama kita pasti akan kaya..
Kaya..
Orang yang menghina kita.
Orang melecehkan kita.
Tuhan pasti akan membalas.
Dengan seadil adilnya.
Gumam unie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar